Sabtu, 25 Februari 2012

Mark Hoppus Berbicara tentang Menjadi Dewasa dan Konsep Video Klip ‘After Midnight’


Blink-182 menjadi terkenal dengan lagu-lagu tentang kebodohan mereka yang melambungkan nama mereka pada akhir 90-an. Namun di tengah masa kejayaan, mereka memutuskan untuk berhenti bermain musik bersama setelah merilis album self-titled di tahun 2003, album yang terdiri dari lagu-lagu yang menunjukkan mereka telah mengambil langkah besar dengan menciptakan lagu dengan kedalaman emosi yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
Enam tahun kemudian, blink-182 telah melakukan reuni dan merilis ‘Neighborhoods’, album paling ambisius mereka saat ini. Mereka memilih nada-nada yang lebih gelap dan nuansa stadium rock yang lebih jauh, dan hasilnya adalah album yang paling kompleks secara musikalitas yang pernah mereka lakukan. Pemain bass dan vokalis Mark Hoppus berbicara dengan Spinner tentang bersatunya kembali blink-182 dan video klip terbaru mereka, ‘After Midnight.’
Bagaimana proses pembuatan video klip ‘After Midnight’?
Kami membuatnya di sebuah hangar yang dibangun pada tahun 1940-an. Ini adalah bangunan berstruktur kayu yang terbesar di dunia, jadi ada hal-hal menarik untuk diketahui. Bangunan ini adalah set yang pas untuk video — bagaimana mereka meng-ekspos-nya, bagaimana mereka merekamnya. Bangunan ini memiliki percampuran kesan industrial dengan struktur super yang sangat besar namun terbuat dari kayu dan ada sedikit genangan air di bawahnya sehingga juga terkesan organik.
Apa konsep di balik video ini?
Kami mencari banyak sutradara yang berbeda untuk proyek video ini. Saya rasa kami memiliki 30 pengajuan dari beberapa sutradara dengan 30 konsep yang berbeda, beberapa di antaranya sangat keren dan ada juga yang tidak terlalu bagus. Namun satu konsep dari Isaac (Rentz) ini sangat menarik. Kami mempercayai Isaac, dia melakukan pekerjaannya dengan baik di video ‘Up All Night’. Kami memberitahukan kepada semuanya bahwa kami ingin sesuatu ‘yang bergolak’ untuk video ini. kami ingin sesuatu yang sedikit asing. Kami tidak iingin konsep yang sama dengan video ‘Up All Night’ karena lagu ini sendiri berkisah tentang cinta yang bergolak. Ide Issac adalah tentang seorang laki-laki dan seorang perempuan yang terjebak di dalam rumah sakit jiwa yang mengerikan. Mereka mencari satu sama lain, lalu melarikan diri untuk menikmati malam dengan romantis sebelum mereka dikembalikan ke dalam sel mereka.
Apa hubungan antara ‘After Midnight’ dengan ‘I Miss You’?
Saya rasa lebih ke segi lirik. Tom mencoba memasukkan nuansa lagu lama Blink di akhir bagian verse kedua. Ketika kami menulis lagu ini kami membagi dua antara menulis lirik dan bagian chorus-nya antara saya dan Tom. Saya menulis bagian chorus dan Tom menulis bagian verse dan kami tidak mengetahu satu sama lain tentang apa yang kami tulis tapi ternyata mereka memiliki kesamaan, yang mana cara ini kami juga lakukan pada lagu ‘I Miss You.’
Apakah proses penciptaan lagu kali ini berubah sejalan dengan evolusi lagu-lagu Anda beberapa tahun belakangan?
Tidak juga. Saya justru lebih merasa ‘cair’ saat ini. Kembali ketika kami memulai band ini dan semua ingin menulis lagu punk-rock dengan 3 kunci, maka kami akan menulis lagu dan hal itu akan terus terjadi selama proses rekaman. Namun saat ini dengan adanya Pro Tools dan hal lain yang bisa Anda lakukan pada sebuah lagu, saya merasa jauh lebih bebas untuk merubah suatu ide kapanpun dalam sebuah komposisi. Dari pertama kali ketika kami memulai merekam (Neighborhoods) sampai mengirimkannya untuk di-mix, kami bisa merubahnya ribuan kali. Kami lebih terbuka dengan ide-ide yang berbeda dan cara yang berbeda dalam merekam lagu. Tapi proses saya dalam menciptakan sebuah lagu adalah sebagian besar menggunakan gitar akustik terlebih dahulu kemudian baru melanjutkannya ke konteks yang lebih besar.
Apakah semuanya berubah dalam level antar masing-masing personal sejak band reuni?
Ya, kondisi sekarang sangat berbeda dengan sekitar tujuh tahun lalu. Sekarang semuanya jauh lebih baik; semua orang lebih terbuka kepada ide-ide yang berbeda. Tiap orang lebih menghargai satu sama lain, lebih ingin mendengarkan keinginan dan kemauan orang lain. Kami terbuka pada lagu-lagu/selera yang berbeda. Semuanya lebih terbuka dan suportif sekarang. Kami berada di tempat yang lebih baik sekarang.
Sekarang Anda adalah seorang ayah yang sudah dewasa, apa rasanya memainkan lagu-lagu lama? Apa Anda merasa aneh?
Sangat menyenangkan. Saya menyukainya. Saya sangat suka membawakan lagu-lagu lama. Ini seperti sebuah tato: dia dapat mengingatkan Anda pada titik tertentu dalam hidup Anda. Dia adapat mengingatkan dimana Anda berada saat Anda menulisnya, apa yang terjadi pada hidup Anda saat itu ketika menulisnya. Lagu-lagu tersebuk seperti sebuah buku catatan tentang hidup kita. Saya rasa lagu-lagu tersebut sangat bagus dan walaupun kami telah memainkan lagu tersebut selama 25 tahun, setiap kali kami naik panggung dan membawakannya, itu tetaplah menyenangkan.
Bagaimana Anda akan mengekspos anak Anda pada musik? Terkadang ada hal-hal yang dirasa kurang pantas.
Oh ya. Anak saya pernah datang pada beberapa tur dan dia menanyakan kenapa saya mengatakan kata-kata kasar di panggung namun kenapa dia tidak boleh melakukannya. Saya tidak berharap anak saya tidak pernah berkata kasar atau mengumpat. Tujuan saya adalah mencoba dan menjelaskan kepadanya ada tempat-tempat tertentu untuk mengatakan kata-kata tersebut dan ada juga tempat yang dilarang untuk mengeluarkan kata tersebut. Saya menjelaskannya seperti ini: Ketika Kamu ada di sekolah dan di tempat bermain, Kamu dapat berlari-lari dan Kamu dapat bertingkah konyol dan Kamu dapat berteriak. Tapi ketika Kamu berada di ruang kelas, Kamu harus duduk di sana, dan dengarkan apa yang gurumu sampaikan, dan tidak mengeraskan suaramu, dan Kamu harus menunggu giliranmu untuk bicara. Kata-kata kotor juga seperti itu. Ada tempat dimana Kamu dapat mengatakan “f—” dan ada juga tempat yang Kamu tidak boleh mengatakannya. Trik untuk menjadi orang yang baik adalah mempelajari perbedaan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...