Di tahun 1986, Saroo Brierley (saat
itu berumur 5 tahun) ikut kakak laki-lakinya naik kereta. Karena
kelelahan, Saroo tertidur selama 14 jam. Saat bangun, ia kaget sudah
terdampar di sebuah kota besar (Calcutta) sementara sang kakak tak
kelihatan ada di sampingnya.
Terdampar di kota besar yang asing, bocah sekecil ini jadi gelandangan. Ia tak mungkin kembali ke rumah, maklum usianya masih sangat kecil.
Untunglah Saroo
dipungut oleh petugas dari rumah yatim piatu. Kabar tentang kakaknya
sudah tak jelas, hingga belakangan baru mengetahui sang kakak
diketemukan mati di atas rel oleh petugas beberapa bulan setelah
terpisah. Jalan hidup Saroo berubah ketika sebuah keluarga mengadopsi
dan membawanya ke Australia.
Hidup bersama ayah dan ibu baru, jauh meninggalkan negeri kelahiran, tak menghapus ingatan Saroo akan ibunya tercinta.
Setelah dewasa, Saroo mencoba mencari jejak keluarganya yang hilang dengan bantuan aplikasi Google Earth. Ia menghitung perkiraan jarak tempuh kereta dengan lama waktu tertidur.
Yang masih diingat hanya satu hal. "Saya mencari air terjun tempat saya dulu kecil biasa bermain," ucapnya kepada BBC.
Akhirnya, setelah
yakin dengan hitungan kira-kiranya, Saroo terbang ke Khandwa. Ia merasa
desa ini adalah kampung halamannya. Dengan bantuan penduduk lokal di
desa tersebut, ia akhirnya dipertemukan kembali dengan ibunya - yang
untungnya masih hidup.
Betapa mengharukan, setelah berpisah selama 25 tahun, akhirnya anak dan ibu ini kembali bertemu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar